Pemutaran Film Mata Kuliah Drama Sinema PBSI UPGRIS



Tentu sudah menjadi hal biasa jika Unit Kegiatan Makasiswa (UKM) atau komunitas film dari sebuah perguruan tinggi menggarap sebuah film. Akan tetapi, kini sebuah film diproduksi dalam sebuah mata kuliah. Sudah pasti, para mahasiswa hanya memanfaatkan waktu selama satu semester. Itu pun bisa dihitung tidak sampai penuh enam bulan, hanya 16 pertemuan kuliah saja.

Semua itu tidak membuat surut para mahasiswa mata kuliah Drama Sinema dari kelas 5A Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) untuk menuntaskan produksinya dalam menghasilkan karya films sebagai bagian dari produk mata kuliah. Terbukti pada Rabu, 18 Desember 2024, kelas yang menghimpun prosesnya dalam wadah AKSARA (Apresiasi Karya Sinema Anak Nusantara) berhasil menyelenggarakan pemutaran film “Lintang Kebo Gerang” yang diampu oleh Ahmad Ripai, S.Pd., M.Pd.

“Tentu saya pribadi merasa bangga dengan para mahasiswa yang telah berhasil berproses hingga menghasilkan produk mata kuliah Drama Sinema ini. Ini kali pertama kami upayakan untuk memproduksi film dan kemudian diputar untuk khalayak umum, tidak hanya untuk mahasiswa dari lingungan UPGRIS saja. Alhamdulillah, mahasiswa dari luar pun turut serta hadir mengapresiasi,” ungkap Ahmad Ripai, dosen PBSI UPGRIS yang dulu semasa kuliah aktif di Teater Gema.

Bagi Ripai, film yang digarap dari hasil kerja mata kuliah dengan pimpinan produksi Linda Yulistiana itu, berupaya memberikan tawaran dengan menganggat peristiwa mengenai weton sebagai salah satu tradisi Jawa yang merujuk pada hari kelahiran seseorang berdasarkan siklus kalender Jawa. “Tentu dengan bumbu-bumbu kisah percintaan yang tidak jauh-jauh dari dunia remaja. Kisah percintaan yang setidaknya mendapati penolakan atas perhitungan weton yang tidak cocok bagi salah satu orangtua mereka,” tutur Ripai selepas pemutaran film.

Produksi film dengan Sutradara Sita Alyani, asisten sutradara Adventia Christiani Nugraheni, penulis skenario Zaimatul Afifah, dengan aktor Rizqho Aji Prayoga (Lintang), Najmal Ali Qothrun Nada (Kinanthi), Harry Susyanto (Bapak Lintang), Natalia Handayani (Ibu Lintang), Nadia Septya Putri (Gendhis), Ria Ristiani (Retno), dan Dika Aprillia (Aurel).

“Menggarap film tentu bukan pekerjaan mudah dan sederhana. Banyak hal yang harus ditempa sungguh-sungguh, termasuk bagaimana mengatur waktu bagi para mahasiswa itu tidaklah sesuatu yang mudah. Kami tentu menyambut baik laku serupa ini, setidaknya selepas usai menjalani proses perkuliahan, segala yang ditempuh selama satu semester tidak lenyap begitu saja. Ada upaya menempuh jalan keabadian yang dilalui oleh para mahasiswa dalam menghasilkan produk mata kuliah ini. Paling tidak, ada kenangan proses kreatif yang tak ternilai. Terlebih jika kelak di antara mahasiswa ada yang hendak menekuni bidang ini,” pungkas Dr. Setia Naka Andrian, M.Pd., sekretaris prodi PBSI UPGRIS dalam sambutannya.

Komentar