Dokumentasi sebuah karya menjadi sangat penting dilakukan, sebagai upaya untuk memanjangkan ingatan dan menjadi sumbangan tersendiri bagi ilmu pengetahuan serta sebagai jalan untuk turut serta dalam perkembangan bidang tertentu yang digeluti. Hal tersebut sejalan dengan yang dilakukan oleh beberapa dosen dari Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) pada Sabtu (16/11) di Sarang Lilin Art Space Kendal.
“Ini merupakan program kami yang bekerja sama dengan komunitas di Kendal, di antaranya dengan Sarang Lilin Art Space dan juga Jarak Dekat Art Production, serta beberapa ruang lain, misal sebut saja ada Sangkar Arah Pustaka, Teater Atmosfer, Pelataran Sastra Kaliwungu, Komunitas Lerengmedini, dan lainnya,” ungkap Setia Naka Andrian, sekretaris program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UPGRIS.
Bagi Naka, upaya yang dilakukannya bersama beberapa teman sejawatnya dari UPGRIS menjadi ruang berproses bagi para penulis, khususnya penulis sastra di Kendal, terlebih bagi para penulis muda yang tentu saja butuh ruang-ruang penempaan tersendiri. Sehingga, keikutsertaannya bersama teman sejawatnya terlibat dalam forum-forum tersebut menjadi upaya tersendiri sebagai penimbang karya sastra yang didokumentasikan dalam sebuah buku oleh beberapa penulis dari komunitas sastra di Kendal.
“Ini kali kesekian kami terlibat dalam beberapa rangkaian keterlibatan kami dalam mendampingi proses para penulis, setidaknya buku-buku yang telah diterbitkan itu disambut baik oleh khalayak, terlepas dari baik dan belum baiknya kualitas buku tersebut. Yang pasti, setelah melewati proses bersama kami akan didapati proses pertimbangan tersendiri, sehingga pada waktu-waktu kemudian para penulis yang terlibat hadir akan lebih mempertimbangkan dalam proses pendokumentasian buku mereka,” tutur Prof. Dr. Harjito, M.Hum., Direktur Pascasarjana UPGRIS.
Kehadiran mereka, bagi Harjito, tentulah mendapat sambutan baik bagi beberapa penulis dari berbagai komunitas di Kendal, di antaranya melalui program Renjana Akhir Pekan #8 dan beberapa kesempatan sebelumnya, baik dalam Parade Obrolan Buku yang menampung beberapa penulis yang semuanya merupakan penulis muda dari Kendal.
“Bagi seorang pemula yang masih harus belajar lebih lanjut. Sebelumnya kami terima kasih kepada mas Setia Naka Andrian, yang pada kesempatan kali ini di acara Renjana Akhir Pekan #8, sudah memberi kesempatan saya untuk lebih berproses dengan semestinya, melalui forum diskusi buku puisi saya berjudul Ayat-ayat Ayah Mengalir di Tubuhku. Juga kepada Pak Mahmud Elqadrie yang telah berkenan hadir untuk menguliti puisi saya, dengan sangat tajam, dalam, kritis, dan membangun, serta beberapa pembicara dan para hadirin dalam forum tersebut,” tutur Cipto Roso, salah seorang penulis puisi yang bukunya dibincang.
Menurut pengakuan Cipto, forum tersebut sangatlah bermanfaat baginya, tentu pada waktu-waktu berikutnya akan lebih dipertimbangkan dari apa saja yang telah dilewati sebelumnya, dan tentulah proses kreatif akan tetap berjalan dan berlanjut. “Semoga pada lain kesempatan bisa berjumpa kembali dengan spirit berkarya dan proses kreatif yang harus tetap berjalan,” pungkas Cipto, Santri PPTQ Miftahul Huda Kaliwungu Kendal. (SA).
Komentar
Posting Komentar